Telegram – Dalam langkah yang mengejutkan banyak pihak, Telegram mengumumkan perubahan signifikan dalam kebijakan privasinya. Platform pesan yang dikenal dengan keamanan dan privasi tinggi ini kini akan mulai membagikan data pengguna kepada pemerintah, tetapi hanya jika menerima permintaan resmi. Kebijakan baru ini menandai perubahan besar bagi Telegram, yang sebelumnya sangat tegas dalam melindungi privasi penggunanya.
Perubahan ini terkait dengan upaya Telegram untuk menindak tegas konten dan pengguna yang melanggar aturan. Dengan kebijakan baru ini, Telegram berkomitmen untuk lebih kooperatif dalam membantu pemerintah mengatasi masalah-masalah serius yang terjadi di platform mereka, seperti terorisme dan aktivitas ilegal lainnya.
Namun, bagi sebagian pengguna, perubahan ini menimbulkan kekhawatiran tentang sejauh mana privasi mereka akan tetap terlindungi di bawah kebijakan baru ini.
Kapan Telegram Akan Menyerahkan Data Pengguna?
Menurut pembaruan terbaru di laman privasi Telegram, perusahaan ini menyatakan bahwa data pengguna hanya akan diserahkan setelah menerima perintah resmi dari otoritas yang relevan. Perintah tersebut harus mengonfirmasi bahwa salah satu pengguna Telegram terlibat dalam aktivitas kriminal yang melanggar Terms of Service (ToS) platform ini.
Prosesnya tidak berhenti di situ. Setelah menerima surat perintah, tim Telegram akan melakukan analisis terhadap perintah tersebut untuk memastikan keabsahan dan relevansinya. Jika perintah dinyatakan sah, Telegram mungkin akan menyerahkan data pengguna yang diminta, seperti nomor telepon dan alamat IP, kepada otoritas yang terkait. Langkah ini menunjukkan bahwa Telegram tetap berusaha untuk menyeimbangkan antara menjaga privasi penggunanya dan mematuhi peraturan hukum yang berlaku.
Latar Belakang Perubahan: Penahanan Pavel Durov di Prancis
Perubahan kebijakan privasi Telegram ini tidak terlepas dari situasi yang dialami oleh pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov. Tidak lama sebelum perubahan ini diumumkan, Durov ditahan oleh penegak hukum Prancis. Penahanan tersebut terkait dengan tuduhan bahwa Telegram telah mengizinkan aktivitas ilegal terjadi di platformnya. Meskipun Durov saat ini sudah dibebaskan, ia dikenakan larangan untuk meninggalkan Prancis.
Dalam sebuah postingan di channel Telegram resminya, Durov menjelaskan bahwa perubahan kebijakan ini bertujuan untuk mencegah para kriminal menyalahgunakan fitur pencarian di platform perpesanan tersebut. Durov menekankan bahwa Telegram tetap berkomitmen menjaga privasi pengguna, namun langkah ini diperlukan untuk memastikan platform tetap aman dan tidak menjadi sarana bagi aktivitas ilegal.
Penyalahgunaan Fitur Pencarian dan Tanggapan Telegram
Fitur pencarian di Telegram memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menemukan channel publik dan bot. Namun, sayangnya, fitur ini juga dimanfaatkan oleh beberapa pengguna untuk kegiatan ilegal, seperti menjual barang terlarang. Hal ini menjadi perhatian serius bagi Pavel Durov dan tim Telegram.
Durov menegaskan bahwa Telegram tidak akan tinggal diam terhadap penyalahgunaan semacam itu. “Kami sudah menjelaskan bahwa alamat IP dan nomor telepon milik mereka yang melanggar aturan dapat diserahkan kepada otoritas terkait sebagai tanggapan atas permintaan hukum yang sah,” tulis Durov dalam sebuah postingan, dikutip dari The Verge pada Selasa, 24 September 2024.
Lebih lanjut, Durov menambahkan, “Kami tidak akan membiarkan orang tak bertanggung jawab membahayakan integritas platform kami yang melayani hampir satu miliar pengguna.” Telegram berkomitmen untuk menjaga keamanan dan kepercayaan penggunanya dengan tindakan tegas ini.
Ke depannya, Telegram juga berencana untuk meningkatkan transparansi dengan mengumumkan apakah mereka telah menyerahkan data pengguna kepada otoritas dalam laporan transparansi yang akan dirilis setiap kuartal.
Langkah Lanjutan: AI dan Perubahan Fitur di Telegram
Selain mengubah kebijakan privasinya, Pavel Durov juga mengungkapkan bahwa Telegram kini memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memperkuat keamanan platform. AI ini digunakan oleh moderator Telegram untuk secara proaktif mengidentifikasi dan menghapus konten bermasalah dari fitur pencarian, sehingga dapat mencegah penyalahgunaan lebih lanjut oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab.
Tidak hanya itu, Telegram juga telah melakukan perubahan signifikan pada beberapa fitur lainnya. Salah satunya adalah fitur ‘People Nearby’, yang kini hanya menampilkan bisnis yang sah, bukan bot atau penipu. Langkah ini diambil untuk melindungi pengguna dari potensi penipuan dan memastikan bahwa fitur ini hanya digunakan untuk tujuan yang benar-benar bermanfaat.
Selain itu, Telegram juga telah menangguhkan fitur upload media ke layanan blogging anonim mereka, Telegraph. Keputusan ini tampaknya diambil untuk mengurangi risiko penyebaran konten ilegal atau tidak pantas melalui platform yang memiliki fokus pada anonimitas tersebut.
Dengan berbagai langkah ini, Telegram berusaha untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi hampir satu miliar penggunanya, sekaligus memastikan bahwa platform ini tetap menjadi tempat yang tepercaya dan bebas dari penyalahgunaan.
Baca juga artikel kesehatan lainnya