Cyberlife · November 19, 2024 0

Rudal Terbaru AS yang Siap Targetkan Rusia dan Korea Utara

Rudal Terbaru AS – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, secara resmi mencabut larangan penggunaan rudal jarak jauh oleh Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia. Langkah ini memungkinkan Ukraina menggunakan rudal ATACMS buatan AS yang memiliki jangkauan hingga 300 km, termasuk untuk melancarkan serangan ke wilayah Kursk, di mana pasukan Rusia dan Korea Utara dilaporkan hadir.

Keputusan ini dikabarkan dipicu oleh kehadiran pasukan Korea Utara yang kini bertempur bersama Rusia. Meski Gedung Putih belum memberikan komentar resmi, sejumlah media besar seperti New York Times, Washington Post, Reuters, dan Associated Press telah melaporkan keputusan tersebut.

Tanggapan Presiden Ukraina

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, tidak secara langsung mengonfirmasi atau menyangkal laporan ini. Namun, ia menyampaikan pernyataan yang tegas mengenai langkah militernya:

“Banyak pembicaraan di media tentang kami menerima izin melakukan tindakan tertentu. Namun, serangan tak dilakukan dengan kata-kata. Hal seperti itu tak diumumkan. Rudal akan bicara sendiri.”

Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa Ukraina siap menggunakan senjata canggih tersebut untuk menjawab ancaman militer di medan perang.

Apa Itu Rudal ATACMS?

Rudal ATACMS (Army Tactical Missile System) adalah sistem rudal jarak jauh yang dirancang untuk menyerang target strategis dengan presisi tinggi. Dengan jangkauan hingga 300 km, rudal ini mampu menghancurkan pangkalan militer, fasilitas logistik, dan konsentrasi pasukan musuh. Penggunaan ATACMS oleh Ukraina menandai eskalasi signifikan dalam konflik yang melibatkan Rusia dan sekutunya, termasuk Korea Utara.

Keputusan ini kemungkinan akan memicu respons lebih keras dari Moskow dan Pyongyang, sementara dunia internasional terus memantau perkembangan di wilayah konflik.

Polandia Sambut Langkah AS dengan Dukungan Penuh

Menteri Luar Negeri Polandia, Radosław Sikorski, menyatakan dukungannya terhadap keputusan Presiden Joe Biden yang mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh untuk melawan pasukan Rusia dan Korea Utara. Dalam pernyataannya di platform media sosial X (sebelumnya Twitter), Sikorski mengapresiasi langkah tersebut sebagai respons tegas terhadap eskalasi di medan perang.

“Dengan masuknya pasukan Korut dalam perang dan serangan udara besar-besaran rudal Rusia, Presiden Biden menanggapi dalam bahasa yang dipahami Putin,” tulis Sikorski.

Komentar ini menunjukkan bahwa Polandia, sebagai salah satu sekutu NATO yang berada di garis depan konflik di Eropa Timur, melihat langkah tersebut sebagai upaya strategis untuk menekan Rusia dan mitranya.

Tanggapan Internasional

Pernyataan Sikorski mencerminkan sentimen negara-negara Eropa Timur yang mendukung penguatan pertahanan Ukraina dalam menghadapi ancaman dari Rusia dan aliansinya, termasuk Korea Utara. Bagi Polandia, yang berbatasan langsung dengan Ukraina, tindakan ini tidak hanya memperkuat posisi Ukraina tetapi juga meningkatkan keamanan regional di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik.

Langkah AS ini diharapkan dapat mengirimkan sinyal kuat kepada Rusia bahwa dukungan internasional terhadap Ukraina tetap solid, meski konflik terus memanas.

Rusia Sebut Langkah AS Sebagai Ancaman Perang Dunia Ketiga

Keputusan Amerika Serikat yang mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh memicu reaksi keras dari Moskow. Wladimir Dzhabarov, wakil kepala komite urusan internasional di majelis tinggi Rusia, memperingatkan bahwa langkah ini akan membawa konflik ke tingkat yang jauh lebih serius.

“Ini adalah langkah sangat besar menuju dimulainya perang dunia ketiga,” ujar Dzhabarov dalam pernyataannya.

Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran Rusia terhadap eskalasi konflik yang semakin melibatkan senjata canggih dan peran aktif negara-negara Barat.

Tanggapan Moskow: Ancaman atau Peringatan?

Pernyataan Dzhabarov menandai nada tegas dari Rusia, yang telah berulang kali menuduh Barat memperburuk situasi dengan mendukung Ukraina secara militer. Moskow sebelumnya telah memperingatkan bahwa penggunaan senjata jarak jauh yang menargetkan wilayah Rusia akan dianggap sebagai ancaman langsung terhadap kedaulatannya, sehingga memaksa mereka untuk merespons dengan langkah yang lebih drastis.

Sementara itu, analis internasional melihat pernyataan ini sebagai bentuk tekanan politik yang bertujuan menggertak negara-negara Barat agar mengurangi dukungannya kepada Ukraina. Namun, dengan persetujuan Amerika Serikat untuk pengiriman rudal ATACMS, tampaknya dukungan terhadap Ukraina tetap solid, meskipun risiko eskalasi konflik semakin nyata.

Dunia kini menantikan bagaimana Moskow akan merespons secara konkret, di tengah ketegangan yang terus meningkat di wilayah konflik.

Mengenal Kecanggihan Rudal ATACMS

Rudal ATACMS (Army Tactical Missile System) adalah salah satu senjata balistik paling canggih yang kini diizinkan Amerika Serikat untuk digunakan Ukraina dalam konflik melawan Rusia. Dibuat oleh Lockheed Martin, rudal ini ditembakkan menggunakan sistem peluncur canggih seperti MLRS (Multiple Launch Rocket System) atau HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System).

Berikut adalah beberapa keunggulan dan spesifikasi dari rudal ATACMS:

1. Jangkauan dan Akurasi

Rudal ini memiliki jangkauan hingga 300 km, memungkinkan Ukraina untuk menargetkan wilayah strategis yang jauh di dalam garis musuh. ATACMS menggunakan bahan bakar propelan roket padat dan mengikuti jalur balistik yang kompleks. Hal ini membuatnya sulit dicegat oleh sistem pertahanan udara konvensional.

2. Hulu Ledak Fleksibel

ATACMS memiliki dua konfigurasi hulu ledak, yang memungkinkan fleksibilitas dalam operasinya:

  • Hulu Ledak Klaster
    • Membawa ratusan bom kecil yang tersebar di area luas.
    • Dirancang untuk menghancurkan unit lapis baja ringan, pesawat yang diparkir, konsentrasi pasukan, dan pertahanan udara.
    • Namun, ada risiko bom kecil yang tidak meledak, yang dapat menjadi bahaya jangka panjang.
  • Hulu Ledak Tunggal
    • Sebuah hulu ledak eksplosif seberat 225 kg yang sangat efektif untuk menghancurkan fasilitas yang diperkeras, seperti bunker dan bangunan besar.

3. Efisiensi dan Sejarah Penggunaan

Pertama kali digunakan dalam Perang Teluk 1991, ATACMS telah membuktikan keandalannya dalam situasi perang modern. Meskipun Angkatan Darat AS kini menggantinya dengan Precision Strike Missile yang lebih canggih, ATACMS tetap menjadi senjata penting untuk operasi jarak jauh Ukraina.

Biaya dan Tantangan Pasokan

Setiap rudal ATACMS berharga sekitar USD 1,5 juta, membuat pasokannya menjadi tantangan besar. Evelyn Farkas, mantan wakil asisten menteri pertahanan AS, menyebut bahwa Pentagon hanya memiliki stok terbatas untuk diberikan kepada Ukraina. Namun, ia menambahkan bahwa dampak psikologis penggunaan ATACMS dapat meningkatkan moral pasukan Ukraina.

Pengaruh Strategis di Medan Perang

Dengan otorisasi baru dari AS, Ukraina kini dapat menargetkan wilayah dalam Rusia, terutama di sekitar Kursk, tempat konflik intens berlangsung. Penggunaan ATACMS memungkinkan Ukraina untuk:

  • Menghancurkan posisi pasukan Rusia dan Korea Utara.
  • Mengganggu logistik dan pertahanan udara Rusia.
  • Memaksa Rusia memindahkan peralatan militer lebih jauh ke dalam wilayah mereka, yang dapat memperlambat operasi mereka.

Namun, para ahli sepakat bahwa jumlah rudal yang diberikan mungkin tidak cukup untuk sepenuhnya mengubah arah perang. Tetap saja, ATACMS memberikan keuntungan strategis penting, terutama di saat moral pasukan Ukraina sedang diuji.

Potensi Otorisasi untuk Rudal Lain

Langkah AS juga membuka peluang bagi negara-negara sekutu seperti Inggris dan Prancis untuk memberikan izin penggunaan rudal Storm Shadow—rudal jelajah jarak jauh dengan kemampuan mirip ATACMS—di wilayah Rusia. Hal ini dapat memperluas opsi serangan Ukraina dan meningkatkan tekanan pada Rusia di medan perang.

Dengan kecanggihan ATACMS dan dukungan internasional yang terus berkembang, Ukraina berharap dapat memperkuat posisinya di konflik ini, meskipun tantangan besar masih membayangi.

 

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya