Cyberlife · October 4, 2024 0

Rudal Andalan Iran: Bagaimana Israel Menghadapi Serangan?

Rudal Andalan Iran – Iran baru saja melancarkan serangan rudal terbesar yang pernah diarahkan kepada Israel, dengan menembakkan 180 rudal balistik. Sebagian dari rudal-rudal ini berhasil dicegat oleh sistem pertahanan antirudal Israel, namun beberapa lainnya, menurut klaim Iran, berhasil mencapai target di wilayah Israel. Serangan ini jauh lebih besar daripada insiden serupa pada bulan April, menandakan eskalasi ketegangan di kawasan tersebut.

Kekuatan Rudal Iran

Menurut Missile Threat Project dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Iran memiliki ribuan rudal balistik dan jelajah dengan berbagai jangkauan. Meski jumlah pastinya tidak diketahui, Jenderal AU AS Kenneth McKenzie pernah menyebutkan bahwa Iran memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik. Kekuatan ini menempatkan Iran sebagai salah satu kekuatan rudal terbesar di kawasan Timur Tengah, dengan kemampuan menyerang target jauh di luar perbatasan negaranya.

Rudal-rudal ini, baik balistik maupun jelajah, memiliki berbagai jarak jangkauan, mulai dari rudal jarak pendek yang dapat mencapai negara-negara tetangga, hingga rudal jarak menengah dan panjang yang mampu menghantam target yang lebih jauh. Hal ini membuat arsenal rudal Iran menjadi ancaman signifikan bagi Israel dan sekutu-sekutu lainnya di kawasan tersebut.

Bagaimana Lintasan Rudal Balistik Iran Bekerja?

Rudal balistik, seperti yang digunakan oleh Iran dalam serangan terhadap Israel, memiliki lintasan unik yang membawanya keluar atau mendekati batas atmosfer Bumi. Setelah mencapai titik tertinggi dalam lintasan tersebut, muatan hulu ledak rudal akan terpisah dari roket utama dan mulai jatuh menuju targetnya dengan kecepatan tinggi. Inilah yang membuat rudal balistik begitu mematikan, karena begitu masuk kembali ke atmosfer, rudal ini sulit dihentikan sebelum mencapai sasarannya.

Dalam serangan terbaru terhadap Israel, Iran menggunakan varian rudal balistik Shahab-3. Shahab-3 adalah salah satu rudal balistik jarak menengah andalan Iran, yang dirancang untuk menyerang target di jarak yang lebih jauh. Dengan kemampuan mencapai jarak lebih dari 1.000 kilometer, rudal ini mampu menghantam target penting di wilayah musuh dengan tingkat akurasi yang semakin meningkat, berkat perkembangan teknologi yang diterapkan oleh Iran selama beberapa dekade terakhir.

Shahab-3: Fondasi Kekuatan Rudal Balistik Iran

Shahab-3 merupakan salah satu rudal balistik jarak menengah andalan Iran, yang mulai beroperasi pada tahun 2003. Menurut The Missile Threat Project, rudal ini mampu membawa hulu ledak seberat 1.200 kilogram. Varian terbaru dari Shahab-3, seperti Ghadr dan Emad, memiliki akurasi yang meningkat secara signifikan, mampu mendekati 300 meter dari target, menurut laporan Iran Watch.

Selain Shahab-3, dalam serangan terbaru terhadap Israel, Iran juga menggunakan rudal Fattah-1, yang oleh Teheran disebut sebagai rudal hipersonik. Rudal ini dapat melaju dengan kecepatan Mach 5 (sekitar 6.100 kilometer per jam), lima kali lebih cepat dari kecepatan suara. Fattah-1 bukanlah satu-satunya rudal canggih yang dikerahkan. Iran juga mengoperasikan Fattah-2, versi penerus yang lebih cepat dan lebih mematikan, dengan jangkauan 1.500 kilometer. Fattah-2 mampu bermanuver dan mengubah lintasan selama penerbangan, menjadikannya lebih sulit untuk dicegat oleh sistem pertahanan musuh.

Rudal Fattah-2 ini dirancang untuk menghadapi sistem pertahanan rudal Israel, termasuk sistem Arrow, yang dirancang khusus untuk mencegat rudal balistik jarak jauh.

Sistem Pertahanan Rudal Israel

Dalam menghadapi ancaman rudal balistik Iran, Israel menggunakan berbagai sistem pertahanan untuk mencegat serangan, mulai dari rudal balistik hingga rudal jelajah dan roket yang terbang rendah. Meskipun sistem Iron Dome sering menjadi sorotan, ini sebenarnya merupakan lapisan pertahanan bawah Israel dan bukan sistem utama untuk menghadapi rudal balistik Iran.

Sistem pertahanan rudal Israel yang lebih tinggi, seperti David’s Sling, melindungi dari ancaman jarak pendek dan menengah. David’s Sling, yang merupakan proyek gabungan antara RAFAEL Advanced Defense System dari Israel dan Raytheon, perusahaan pertahanan asal AS, menggunakan rudal pencegat Stunner dan SkyCeptor yang mampu menghancurkan target sejauh 300 kilometer.

Di lapisan atas, Israel juga mengoperasikan sistem Arrow 2 dan Arrow 3, yang dikembangkan bersama dengan AS. Arrow 2 menggunakan hulu ledak fragmentasi untuk menghancurkan rudal balistik saat memasuki fase akhir sebelum menukik ke target, dengan jangkauan 90 kilometer dan ketinggian maksimum 51 kilometer. Sedangkan Arrow 3 menggunakan teknologi hit-to-kill untuk mencegat rudal balistik di luar angkasa, sebelum rudal memasuki atmosfer dan menuju target.

 

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya