Dunia Bisnis China Memanas – Dunia bisnis di China tengah dihebohkan dengan konflik antara dua miliarder terkaya, Zhong Shanshan, pendiri perusahaan minuman Nongfu Spring, dan Zhang Yiming, pendiri ByteDance, induk dari platform populer seperti TikTok, Douyin, dan Toutiao. Perseteruan ini menarik perhatian publik karena melibatkan dua tokoh besar dengan kekayaan luar biasa yang terus bersaing ketat dalam daftar orang terkaya di China.
Kritik Zhong Terhadap Zhang
Dalam kunjungannya baru-baru ini ke Provinsi Jiangxi, Zhong Shanshan, yang memiliki kekayaan sebesar USD 51,9 miliar menurut Forbes, secara terbuka mengkritik Zhang Yiming. Zhong menuduh platform ByteDance, seperti Douyin dan Toutiao, membiarkan konten yang mengkritiknya tanpa pengawasan atau tindakan.
“Aku menantikan permintaan maaf darimu dan aku akan tetap menunggunya,” ujar Zhong, dikutip dari South China Morning Post.
Komentar ini menambah tensi antara keduanya, mengingat platform ByteDance memiliki jangkauan luas dan pengaruh besar di China.
Saling Kejar Kekayaan
Perseteruan ini semakin menarik karena Zhong dan Zhang terus bersaing dalam daftar orang terkaya. Zhang Yiming, dengan kekayaannya yang berasal dari keberhasilan TikTok secara global dan platform lain seperti Douyin, merupakan ancaman serius bagi dominasi Zhong di puncak daftar orang terkaya China.
Apa Sebenarnya Penyebabnya?
Meskipun kritik Zhong terlihat fokus pada konten di platform ByteDance, spekulasi berkembang bahwa ini bisa jadi lebih dari sekadar masalah reputasi. Dengan status keduanya sebagai pemimpin industri besar di China, perseteruan ini mungkin mencerminkan persaingan yang lebih dalam di sektor teknologi dan bisnis konsumsi.
Dampak Konflik Ini
Konflik antara dua miliarder ini tidak hanya menjadi sorotan media tetapi juga memicu diskusi di kalangan netizen dan pengamat bisnis. Beberapa pihak menyebut kritik Zhong sebagai upaya untuk mempertahankan citranya di tengah persaingan sengit di dunia bisnis. Di sisi lain, ByteDance mungkin perlu menangani isu ini dengan hati-hati untuk menghindari dampak negatif pada reputasi mereka.
Perseteruan ini menunjukkan bahwa di balik kesuksesan besar para miliarder, ada dinamika kompleks yang dapat memengaruhi hubungan pribadi dan profesional mereka. Bagaimana kelanjutan konflik ini? Publik China dan dunia masih menantikannya.
Awal Konflik: Tuduhan Plagiarisme dan Boikot Nongfu Spring
Perseteruan antara Zhong Shanshan, pendiri Nongfu Spring, dan Zhang Yiming, pendiri ByteDance, ternyata memiliki akar masalah yang lebih dalam. Di awal tahun ini, produk minuman Nongfu Spring menghadapi boikot besar-besaran di China. Boikot tersebut dipicu oleh narasi online yang menyebut bahwa produk Nongfu Spring menjiplak desain produk minuman dari Jepang.
Zhong Shanshan menuduh platform milik ByteDance, seperti Toutiao dan Douyin, ikut memperbesar dampak serangan tersebut. Menurutnya, konten-konten di platform tersebut memperkuat narasi negatif yang merugikan citra dirinya serta perusahaannya.
“Aku meminta Toutiao dan Douyin untuk tidak menghindari tanggung jawabnya. Tolong untuk segera menghapus konten yang melukaiku,” ujar Zhong, memperlihatkan kekesalannya terhadap cara ByteDance menangani isu ini.
Tuntutan Zhong terhadap Zhang
Dalam kritiknya, Zhong secara langsung meminta Zhang Yiming, sebagai pengendali ByteDance, untuk bertindak lebih bertanggung jawab dan mengikuti aturan bisnis yang beradab. Ia menyatakan bahwa perusahaan sebesar ByteDance seharusnya memiliki kebijakan yang lebih ketat dalam menangani konten yang dapat merugikan reputasi pihak lain.
“Zhang harus mengikuti aturan bisnis yang beradab,” tambahnya, menegaskan bahwa platform digital harus digunakan dengan etika yang baik.
Dampak pada Reputasi Nongfu Spring
Narasi negatif yang beredar luas di platform ByteDance tidak hanya memengaruhi reputasi Zhong sebagai pengusaha, tetapi juga mengancam posisi Nongfu Spring sebagai salah satu merek minuman paling populer di China. Dalam pasar yang sangat kompetitif, dampak boikot semacam ini bisa mengurangi kepercayaan konsumen, meskipun tuduhan plagiarisme belum terbukti secara resmi.
Konflik yang Memanas
Pernyataan Zhong menambah panas hubungan antara dua miliarder ini, terutama karena ByteDance adalah salah satu perusahaan teknologi paling berpengaruh di China. Sementara itu, Nongfu Spring, sebagai pemimpin di industri minuman, juga menjadi simbol kesuksesan bisnis tradisional yang berhasil bersaing di era modern.
Akankah ByteDance merespons tuntutan Zhong dengan mengambil langkah untuk meredakan konflik ini? Atau justru perseteruan ini akan semakin memanas di dunia bisnis China? Kita tunggu perkembangan berikutnya!
Dampak Boikot dan Sentimen Anti Jepang pada Nongfu Spring
Perseteruan antara Zhong Shanshan dan Zhang Yiming tidak terlepas dari dampak serius yang dialami Nongfu Spring akibat boikot konsumen di China. Boikot tersebut dipicu oleh narasi online yang bernuansa nasionalisme, di mana produk Nongfu Spring dituduh menjiplak desain produk dari Jepang. Tuduhan ini memperparah sentimen anti-Jepang yang masih cukup kuat di China, membuat merek lokal seperti Nongfu Spring menjadi target kritik yang tajam.
Penurunan Penjualan Hingga 18%
Akibat dari boikot ini, Nongfu Spring mencatat penurunan signifikan dalam penjualan. Pada paruh pertama tahun 2024, penjualan air minum botol mereka turun hingga 18%, angka yang cukup besar bagi merek terkemuka seperti Nongfu Spring.
Dalam pernyataan resmi, perwakilan perusahaan mengungkapkan:
“Sejak akhir Februari 2024, merek dan penjualan kami mendapatkan dampak berat secara negatif terkait meningkatnya serangan online dan pencemaran nama baik yang menimpa perusahaan dan pendiri kami.”
Sentimen Nasionalisme yang Berpengaruh
Boikot ini mencerminkan kekuatan sentimen nasionalisme yang masih membara di pasar China. Meskipun tidak ada bukti kuat yang mendukung tuduhan plagiarisme terhadap Nongfu Spring, narasi anti-Jepang yang disebarluaskan secara online cukup untuk merusak citra merek dan memengaruhi keputusan konsumen secara luas.
Peran Platform ByteDance dalam Konflik
Zhong Shanshan menilai bahwa platform Douyin dan Toutiao milik ByteDance memperbesar dampak boikot tersebut dengan tidak mengontrol konten yang menyudutkan perusahaannya. Kritik Zhong terhadap ByteDance tidak hanya soal reputasi, tetapi juga bagaimana konten yang tidak diverifikasi dapat menyebabkan kerugian finansial besar bagi perusahaan yang menjadi target serangan online.
Dengan kerugian yang nyata, perseteruan ini menjadi lebih dari sekadar konflik pribadi antara dua miliarder. Ini adalah cerminan dari dinamika dunia bisnis modern, di mana media digital memiliki pengaruh besar terhadap opini publik dan kinerja perusahaan.
Apakah Nongfu Spring akan pulih dari dampak boikot ini? Dan bagaimana ByteDance akan menanggapi tuduhan dari Zhong Shanshan? Publik dan dunia bisnis menantikan langkah berikutnya.
Baca juga artikel kesehatan lainnya