Cyberlife · November 23, 2024 0

Rudal Hipersonik Rusia Serang Ukraina, Apa Tanggapan Dunia?

Rudal Hipersonik Rusia – Dalam eskalasi terbaru konflik Rusia-Ukraina, Rusia meluncurkan rudal balistik jenis baru bernama Oreshnik ke wilayah Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa rudal ini memiliki kemampuan hipersonik yang membuatnya mustahil dicegat oleh sistem pertahanan udara modern.

“Tidak ada halangan terhadap rudal tersebut, tidak ada cara untuk mencegatnya. Dan saya akan menekankan sekali lagi bahwa kami akan terus menguji sistem terbaru ini. Penting untuk terus memproduksinya,” ujar Putin dalam sebuah pernyataan.

Peluncuran Oreshnik disebut sebagai respons langsung terhadap penggunaan senjata jarak jauh buatan Barat oleh Ukraina. Untuk pertama kalinya, Ukraina menyerang wilayah Rusia menggunakan rudal ATACMS buatan Amerika Serikat dan Storm Shadow buatan Inggris/Prancis. Serangan ini tampaknya memicu langkah balasan Rusia dengan teknologi militer tercanggih mereka.

Dengan kemampuan jarak menengah dan kecepatan yang diklaim jauh melampaui sistem pertahanan konvensional, rudal Oreshnik menjadi simbol baru kekuatan Rusia dalam konflik ini. Namun, langkah ini juga memicu kekhawatiran baru tentang eskalasi perang yang semakin tak terkendali.

Serangan ini menunjukkan betapa tingginya tensi konflik di kawasan, di mana teknologi militer terus menjadi penentu utama di medan pertempuran. Bagaimana respons Ukraina dan sekutu Barat mereka terhadap perkembangan ini masih menjadi pertanyaan besar.

Rudal Oreshnik: Peringatan Hipersonik dari Rusia untuk Barat

Peluncuran rudal hipersonik Oreshnik oleh Rusia ke Ukraina tidak hanya menjadi langkah taktis di medan perang, tetapi juga pesan tegas bagi sekutu Barat Ukraina. Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, menyebut serangan ini sebagai peringatan atas tindakan “ceroboh” yang dilakukan oleh negara-negara pendukung Ukraina.

Rudal Oreshnik memiliki kemampuan yang mengesankan. Selain mampu membawa hulu ledak nuklir, saat ini Oreshnik digunakan dengan senjata konvensional. Presiden Vladimir Putin menyebutkan bahwa kecepatan rudal ini mencapai Mach 10, atau sekitar 2,5 hingga 3 kilometer per detik, membuatnya nyaris mustahil untuk dicegat oleh sistem pertahanan udara modern mana pun.

Kemampuan hipersonik ini menjadikan Oreshnik salah satu teknologi militer paling mematikan dalam persenjataan Rusia. Selain itu, fleksibilitasnya untuk membawa senjata nuklir menambah tingkat ancaman global yang bisa ditimbulkan oleh rudal ini, khususnya jika ketegangan terus meningkat.

Langkah Rusia ini tidak hanya memperlihatkan kekuatan teknologi militernya, tetapi juga mengirimkan pesan strategis ke Barat. Tindakan ini menunjukkan bahwa Rusia siap menggunakan segala cara untuk mempertahankan posisinya di tengah meningkatnya tekanan internasional. Bagaimana sekutu Barat dan Ukraina akan merespons perkembangan ini masih menjadi hal yang patut diperhatikan.

Rudal Oreshnik: Teknologi Hipersonik dengan Kekuatan Serangan Multi-Target

Rudal hipersonik seperti Oreshnik memperkenalkan tantangan besar bagi sistem pertahanan udara modern. Dengan kecepatan minimum Mach 5—lima kali kecepatan suara—rudal ini memiliki kemampuan bermanuver di tengah penerbangan, menjadikannya sangat sulit dilacak dan dicegat. Presiden Vladimir Putin menegaskan bahwa pertahanan udara saat ini tidak mampu menghadapi ancaman seperti ini.

Dalam serangan terbaru, Oreshnik ditembakkan dari Kapustin Yar di wilayah Astrakhan menuju kota Dnipro, Ukraina, yang berjarak sekitar 800 kilometer. Intelijen Ukraina melaporkan bahwa rudal ini hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk mencapai targetnya, dengan kecepatan akhir lebih dari Mach 11.

Menurut pakar militer Viktor Baranets, rudal Oreshnik mampu membawa tiga hingga enam hulu ledak yang dipandu secara independen. Konsep ini dikenal sebagai Multiple Independently-targetable Reentry Vehicle (MIRV), di mana setiap hulu ledak dapat menargetkan lokasi berbeda. Dalam skenario konflik, satu rudal seperti Oreshnik dapat melancarkan serangan besar dengan presisi tinggi terhadap beberapa target sekaligus.

Selain kemampuan membawa hulu ledak konvensional, rudal ini juga dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir, memberikan fleksibilitas strategis yang signifikan. Seorang pejabat AS menyebut Oreshnik sebagai rudal balistik eksperimental jarak menengah, dengan jangkauan operasional antara 1.000 hingga 3.000 kilometer, yang menjadikannya ancaman regional yang serius.

Teknologi hipersonik seperti Oreshnik tidak hanya menawarkan kecepatan luar biasa, tetapi juga kemampuan manuver dan daya destruktif yang belum pernah ada sebelumnya. Dengan fitur MIRV yang mampu menyerang banyak target, Oreshnik menjadi simbol eskalasi teknologi militer modern di medan perang global.

 

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya